Guru, Aktor Tanpa Tanda Jasa
Kemajuan di bidang teknologi dewasa
ini menimbulkan dampak yang signifikan pada dunia pendidikan, salah satunya
adalah munculnya tayangan edukasi di beberapa saluran televise, tayangannya
telah dirancang bagi seluruh peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan dan masyarakat. Pengemasan yang kurang baik membuat siswa malas
untuk menontonnya dan beralih ke tayangan hiburan yang bersifat kurang edukatif
(atau bahkan tidak ada nilai edukasi sama sekali di dalamnya). Contohnya
adalah sinetron yang menampilkan realita hidup yang tidak realistis,
acara komedi yang mengandung kekerasan dan pelecehan, hingga acara
infotaimen yang menunjukkan gaya hidup yang mewah seorang selebriti.
Untuk
menjadi seorang aktor yang mampu membuat para penonton bisa memahami
penampilannya serta memahami pesan yang disampaikan, seorang guru membutuhkan
banyak persiapan, baik pemikiran, perasaan, maupun latihan fisik. Untuk dapat
mengajar secara efektif, seorang guru tidak hanya harus memiliki gagasan dan
pengalaman tetapi juga mempu mengembangkan pengetahuan yang telah dikumpulkan
dan membagikan gagasannya kepada siswa dalam kelas. Kemampuan untuk
mengkomunikasikan pengetahuan inilah yang disebut dengan mengajar.
Layaknya
seorang aktor, guru harus melakukan penelitian yang tidak terbatas pada materi
yang akan diberikan, melainkan juga memahami respon-respon penontonnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Setelah guru
melakukan hal ini, ia mempelajari semua hal yang berhubungan dengan tugasnya
sehingga ia dapat memberikan performa terbaiknya dalam mengajar. Sebagai
contoh, setelah guru biologi mempelajari dan memahami materi biodiversitas secara
seksama, ia harus dapat memperbaiki keterampilan mengajar dan mengembangkan
kemampuan mentransfer gagasan biodiversitas dengan menggunakan alat-alat
peraga di dalam kelas. Kegiatan ini dapat menghasilkan manfaat bagi
masing-masing pihak. Bagi siswa, kegiatan yang dilakukan ini dapat meningkatkan
minat belajar, sedangkan bagi guru kegiatan ini dapat mempermudah pencapaian
tujuan kurikulum. Dengan kegiatan seperti ini, siswa merasa tidak
terbebani saat mengikuti kegiatan belajar.
Hal-
hal tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada niat dari dalam diri seorang
guru untuk mengajar. Setiap guru harus berangkat dengan jiwa pengabdian dan
inspirasi yang dalam guna mengarahkan kegiatannya. Jika hal tersebut tidak
dapat terimplemetasikan dengan baik, maka tahun demi tahun kualitas guru
sebagai seorang aktor akan semakin turun dan menjadi sangat membosankan.
Kesimpulannya,
untuk menghibur siswa yang merasa bahwa guru bukanlah seorang aktor atau harus
bertindak sebagai aktor, sebaiknya dilihat dari proses bagaimana ia menjadi
aktor yang nyata di dalam kelas. Mulai dari proses persiapan materi, mental,
dan fisik untuk mengajar dan pilihannya untuk mengajar sebagai karier, mengabdi
melalui bidang studi tertentu yang memerlukan waktu, uang, tenaga dan harus
menguasai bidang serta belajar mengajarkannya kepada orang lain. Selain itu,
tolak ukur berhasilnya seorang guru sebagai aktor adalah ketika ia mampu
mengajarkan konsep pemikiran dibalik teori yang diajarkannya kepada siswanya
tanpa harus kehilangan kepribadiannya yang asli.
1 komentar:
whatisthegreatcommission.blogspot.com
My Muslim friend and I are working on a project as well. Please look and see if there is anything we could add to create a commonality for the Muslim culture.
Posting Komentar